Nasional, Jakarta - Reaksi atas pernyataan sastrawan Taufik Ismail terhadap lagu Bagimu Negeri terus bergulir. Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur menyebut Taufik keliru dalam memaknai kata sesat.
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (Asosiasi Pesantren) Jawa Timur, Kiai Reza Ahmad Zahid menjelaskan definisi sesat adalah ketika seseorang beritikad menyekutukan Allah dengan hal selain Allah.
“Lirik lagu Bagimu Negeri itu hanya kiasan,” kata Gus Reza kepada Tempo, Selasa 31 Januari 2017.
Baca:
Taufik: Lagu Bagimu Negeri Terdengar Patriotik, tapi Sesat
Taufik Ismail: Tahun Ketiga Jokowi Mirip Kebangkitan PKI
Dia mencontohkan, beberapa kata bisa menjadi musyrik jika dimaknai secara harfiah. Misalnya kalimat “aku kenyang karena makan”. Jika dimaknai secara harfiah maka yang membuat kenyang seseorang adalah makan. Padahal, ada Dzat yang Maha Kuasa yang menciptakan rasa kenyang, yakni Allah SWT.
Lebih jauh Gus Muid mengajak masyarakat melihat konteks penciptaan lagu Bagimu Negeri. Lagu yang diciptakan oleh Kusbini pada tahun 1942 itu menjadi lagu wajib perjuangan dan ditetapkan sebagai lagu nasional pada 1960.
Artinya, proses penciptaan lirik lagu itu memang dimaksudkan membangkitkan kecintaan warga negara terhadap bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan. Bahkan nyawa pun akan dipertaruhkan demi bangsa sesuai ajaran Islam, Hubbul Wathon Minal Iman.
“Dan cinta pada Tanah Air adalah sebagian dari iman dan diperintahkan agama,” tegas Gus Muid.
Sastrawan Taufik Ismail menyebut lagu Bagimu Negeri menyesatkan. "Bagimu negeri jiwa-raga kami?" ujarnya dalam sambutan deklarasi Alumni Universitas Indonesia Bangkit untuk Keadilan di Perpustakaan UI, Jumat, 27 Januari 2017.
HARI TRI WASONO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Bagimu Negeri Disebut Sesat, Ini Kata Ketua Asosiasi Ponpes"
Posting Komentar
Trims Atas Kunjungannya,
Silahkan Tinggalkan Jejak Anda Di Kolom Komentar Berikut Ini.