Metro, Jakarta - Ellen Martini, 52 tahun mengenang kekagetannya saat mengetahui ada benjolan di payudaranya saat mandi 15 tahun lalu. Setelah berkonsultasi ke dokter, ia dinyatakan mengidap kanker payudara stadium 2 B. Diagnosa tersebut diperkuat dengan hasil pemeriksaan ultrasonografi dan mamografi.

Ia pun kemudian dirujuk ke dokter bedah. Namun Ellen tak terima. Ia mencari pendapat dokter lain. Hingga ketiga kalinya, Ellen akhirnya sangat terpukul kalau ia benar-benar mengidap kanker payudara.

"Ternyata, tumor tersebut 60 persen ganas. Saya akhirnya serahkan diobati secara medis. Saya serahkan hidup saya pada dokter," ujar Ellen saat dijumpai di Gedung Arthaloka, Ahad, 26 Februari 2017.

Ellen harus menjalani kemoterapi sebanyak enam kali. Tak sampai diam situ, ia juga harus mengkonsumsi obat kanker hingga lima tahun lamanya. Setelah proses pengobatan, dokter menyampaikan pada Ellen bahwa ia sudah sembuh tapi belum 100 persen. Ellen tidak menerima sepenuhnya hasil tersebut.

"Dokter bilang saya sembuh 75 persen. Saya sempat kecewa karena saya sudah menjalani kemotrapi yang sakit dan melelahkan. Dalam statistik, kanker stadium 2B dalam lima tahun, sebanyak satu dari lima penderita kanker akan kambuh," ujar Ellen.

Setidaknya, Ellen bersyukur bisa bertahan hidup di antara penderita kanker yang masih harus berusah payah untuk melawan penyakit mematikan itu. Ia beruntung mengetahui penyakit yang ia derita sejak dini dan langsung bertolak pada penanganan medis bukan pengobatan alternatif.

"Coba lakukan pengobatan medis terlebih dahulu baru komplementer lain. Jangan keliling cari alternatif karena banyak pemahaman keliru, kalau operasi maka kanker akan lebih ganas. Itu pemahaman menyesatkan," kata Ellen.

Ellen menuturkan pemahaman sesat tersebut harus diluruskan. Menurut dia, banyak pengobatan alternatif bahkan membawa penderita kanker ke dalam kondisi lebih buruk. Jika disadari sedari awal, Ellen yakin kanker bisa disembuhkan.

Ellen bersyukur karena mencari informasi dari soal penyakitnya sebelum mengambil tindakan. Dari sebuah artikel majalah, ia menemukan titik balik atau turning point. Selain itu, ia juga mendapatkan dukungan keluarga dan lingkungan yang membuat dirinya semangat untuk terus sehat.

"Saya berpesan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu lakukan sadari 'periksa payudara sendiri'. Cara mudah deteksi kanker dan bisa menyelamatkan jiwa," kata Ellen yang tergabung dalam Yayasan Kanker Indonesia.

LARISSA HUDA