Gaya, Jakarta -Kanker merupakan salah satu penyumbang utama angka kematian pada wanita. Kanker payudara, kanker serviks, dan juga kanker ovarium di antaranya merupakan jenis kanker yang sering diderita oleh wanita di Indonesia.
Banyak mitos yang beredar mengenai penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang yang berpengaruh pada peningkatan risiko kanker. Benarkah hal tersebut?
Deputy GM Family Planning & Reproductive Health DKT Indonesia Basuki Dwi Harjanto menjelaskan bahwa mitos mengenai pengaruh antara kontrasepsi hormonal dengan peningkatan risiko kanker tidak seluruhnya benar.
Baca juga:Kanker Bisa Dicegah Lho, Simak Bukti Penelitiannya
"Sampai saat ini belum ada studi yang adequate untuk menjelaskan hal tersebut. Pada dasarnya, risiko kanker akan meningkat pada wanita yang memiliki riwayat kanker dalam keluarga-nya, serta tidak menjaga pola hidup sehat," ujarnya melalui rilis yang diterima Bisnis, Jumat 3 Februari 2017.
Dia menambahkan, studi menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi justru akan meningkatkan kesehatan seorang wanita, dengan beberapa manfaat di antaranya mengurangi risiko kanker ovarium, mengurangi jerawat, mengurangi risiko endometriosis, serta membantu mengurangi anemia.
Manurutnya, tingkat hormon estrogen dan progestin wanita yang tinggi memang dapat memicu pertumbuhan dari sel kanker. Namun, kanker dipicu oleh hal yang kompleks dan multi faktor tidak hanya dari satu sumber saja.
Selain itu, pada saat ini kontrasepsi hormonal yang memiliki kadar estrogen tinggi sudah tidak dipasarkan lagi mulai tahun 1980an, sehingga kontrasepsi hormonal yang ada dipasaran saat ini sudah mengandung kadar hormon yang rendah dan aman untuk digunakan.
BISNIS
Baca juga:
5 Langkah Agar Psoriasis Tak Semakin Parah
Bedanya Penyakit pada Turis Pria dan Wanita
0 Response to "Kontrasepsi Hormonal Picu Kanker, Mitos atau Fakta?"
Posting Komentar
Trims Atas Kunjungannya,
Silahkan Tinggalkan Jejak Anda Di Kolom Komentar Berikut Ini.