Dunia, Kupang -Sehari sebelum pelaksanaan pemilu Presiden di Timor Leste, warga Kota Dilli ramai- ramai meninggalkan ibu kota negara tersebut dan kembali ke kampung halamannya agar bisa menggunakan hak pilihnya pada pemilu, Senin, 20 Maret 2017.

"Sesuai aturan, warga Timor Leste hanya bisa menggunakan hak pilihnya di tempat kelahirannya," kata warga Dilli, Fabiana Meneses kepada Tempo, Minggu, 19 Maret 2017.

Berita terkait: Pemilu Timor Leste, Kandidat dari Fretelin dan Demokrat Bersaing

Akibat dari aturan itu, maka ribuan warga di Kota Dilli sudah kembali ke kampung halamannya yang tersebar di 13 distrik agar bisa menggunakan hak pilihnya. "Kota Dilli sepi, karena banyak warga yang pulang kampung," ujarnya.

Pada pemilu presiden 2017, warga di Timor Leste bisa menggunakan hak pilihnya menggunakan kartu pemilih yang dibagikan CNE (KPU Timor Leste). "Harus ada kartu ini untuk coblos, tapi harus di tempat kelahirannya," ujar dia.

Berita terkait: Delapan Kandidat Bertarung di Pemilu Presiden Timor Leste

Tidak hanya di tempat kelahiran, tapi warga Timor Leste harus memilih di RT/RW yang tertera dalam KTP tersebut, makanya Kota Dilli tampak sepi.

Pantaun Tempo Minggu pagi, Kota Dilli terlihat langgeng dari aktivitas. Bahkan, kepolisian setempat juga memberlakukan jam malam di daerah itu. Aparat kepolisian terlihat di jalan- jalan utama memantau warga yang masih berkeliaran diatas pukul 22.00 waktu Timor Leste. "Disini berlaku jam malam, dan chek poin diatas pukul 22.00 waktu Timor Leste," kata Freita, warga Timor Leste.

YOHANES SEO