Dunia, Nairobi - Setelah lima tahun aman, bajak laut atau perompak Somalia kembali beraksi di wilayah laut yang sangat angker bagi kapal-kapal dagang internasional tersebut.
Lautan Somalia dinyatakan aman bagi kapal-kapal dagang yang melintasinya selama lima tahun. Jumlah pembajakan kapal menurun drastis hingga aman sama sekali berkat operasi kontra-pembajakan NATO, sehingga para pejabat memutuskan untuk mengakhirinya pada Desember tahun lalu.
Namun tiga bulan setelah operasi NATO, tiba-tiba pada Senin malam, 13 Maret 2017 sebuah kapal tanker yang disebut Aris 13, mengirimkan sinyal bahaya.
Baca juga:Cerita Pilu Seorang WNI Saat Jadi Sandera Perompak Somalia
Kapal tanker yang membawa bahan bakar dari Djibouti ke ibukota Somalia, Mogadishu, dibajak oleh orang-orang bersenjata. Laporan itu sekaligus menandai untuk pertama kalinya sejak 2012, sebuah kapal komersial diserang oleh bajak laut Somalia.
Pakar kejahatan maritim, John Steed, menduga bahwa Aris 13 mencoba menggunakan jalur pintas dekat pantai Somalia ujung timur jauh dari Afrika, dalam upaya untuk menghemat waktu. Menurut pria yang tinggal di Colorado, Amerika Serikat tersebut, keputusan itu menempatkan kru dalam bahaya besar.
Adanya pembajakan tersebut menunjukan bahwa operasi anti bajak laut oleh NATO sejak 2009 dan berakhir pada Desember 2016 tersebut dinilai belum sepenuhnya membasmi para perompak.
Baca juga: Kapal MV Marzooqah Dibajak Perompak Somalia
Menurut Steed, bajak laut tersebut selama ini tidak sepenuhnya menghilang. Sebaliknya, mereka mengalihkan fokus mereka ke kegiatan terlarang lainnya, seperti perdagangan senjata ke Yaman.
Seorang pakar lain menyebutkan bahwa motif prompakan terbaru lebih cenderung ke pertimbangan politik ketimbang ekonomi. Mengingat kapal yang dibajak adalah kapal lokal yang tidak begitu menguntungkan secara hitung-hitungan bagi perompak.
"Ada persepsi bahwa motifnya telah berubah menjadi politik ketimbang ekonomi," kata Chris Suckling, analis ekonomi IHS Markit.
Bahkan para nelayan Somalia menyebut bahwa serangan terhadap Aris 13 merupakan upaya untuk mengakhiri momok illegal fishing, yang sebagian besar dilakukan oleh kapal-kapal Asia di perairan mereka.
"Jadi ini bukan serangan bajak laut, itu mungkin nelayan yang marah berusaha untuk melindungi daerah mereka sehingga mereka dapat ikan," kata Harare Ahmed Mohamed Matan, seorang nelayan di Puntland. "Penghidupan yang telah terganggu oleh ancaman dari kapal asing memancing secara ilegal."
Aris 13 bukanlah kapal nelayan, namun nelayan Somalia menduga menculik awak Aris 13 bisa menjadi cara efektif untuk menarik perhatian atas keluhan mereka dan mencegah kapal nelayan asing masuk.
WASHINGTON POST|YON DEMA
0 Response to "Setelah Lima Tahun Aman, Perompak Somalia Kembali Beraksi"
Posting Komentar
Trims Atas Kunjungannya,
Silahkan Tinggalkan Jejak Anda Di Kolom Komentar Berikut Ini.