Bola, Jakarta - Gagal menembus semifinal final Piala Presiden 2017, manajemen klub Madura United akan langsung mengevaluasi tim, khususnya barisan penyerang. Langkah. Langkah tim berjuluk 'Laskar Sape Kerrap' ini terhenti di perempat final, setelah kalah adu penalti dengan skor 5-4 melawan Pusamania Borneo FC.

Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, mengatakan tidak ada yang salah dengan adu penalti, tapi kebuntuan lini depan MU dalam mencetak gol akan jadi kendala dalam menjalani Kompetisi Liga 1 sehingga musti dievaluasi. "Striker kita mandul, harus dievaluasi," kata dia, Minggu, 26 Februari 2017.

Barisan penyerangan Madura United diisi nama-nama beken. Ada Greg Nwokolo dan Luis Carlos Junior. Kabarnya, dua pemain ini dikontrak dengan nilai paling mahal. Melihat statistik gol selama Piala Presiden, Greg lebih subur dibanding Carlos Junior. Greg cetak tiga gol sedangkan Junior baru 1 gol. Diluar statistik gol, seperti peran bagi tim, Greg lebih menonjol dibanding Carlos yang menjadi tok skor ke 3 pada kompetisi ISC musim lalu.

Bila melihat statistik di atas, kemungkinan striker yang akan dievaluasi adalah Luis Carlos Junior. Namun, terlalu dini menilai sosok Junior hanya lewat 4 pertandingan Piala Presiden, dia butuh waktu untuk beradaptasi.

Sementara soal kekalahan adu penalti, Pelatih Madura United, Gomes de Oliviera mengaku memang tidak melatih timnya untuk menghadapi situasi tersebut. Sehingga jatah 5 kali pergantian pemain dihabiskan untuk memperkuat daya serang dan bukan menggantin penjaga gawang. Sehingga saat pertandingan harus ditentukan lewat adu penalti, Gomes tak bisa mengganti Angga Saputra dengan kiper utama Hery Prasetyo. "Sebenarnya untuk hadapi penalti, Hery Prasetyo lebih baik dibangding Angga," kata dia.

Gomes pun tidak memasang Greg sebagai penendang penalti karena pemain naturalisasi itu mengelami cedera engkel. "Kami tidak persiapkan tim untuk penalti karena kami anggap turnamen ini untuk persiapan tim hadapi Liga 1," ungkap dia.

MUSTHOFA BISRI