Dunia, Mosul- Lebih dari 230 warga sipil di Irak tewas dalam serangan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat.  Kontributor kantor berita Kurdi, Rudaw melaporkan langsung dari Mosul tentang serangan udara yang terjadi di  lingkungan Mosul Al-Jadida.

Dari 230 warga sipil Irak yang tewas, 137 orang di antaranya  tewas dalam posisi meringkuk di sebuah bangunan bertingkat. Sebanyak 100 lainnya tewas di dekatnya.

Baca juga: Bom Kembar Meledak di Pesta Perkawinan Irak

"Beberapa orang meninggal setelah berlindung di dalam rumah," kata Hevidar Ahmed, kontributor Rudaw di Mosul yang dikutip Middle East Monitor, 24 Maret 2017.

Belum dapat dipastikan apakah terdapat militan ISIS di antara korban tewas yang merupakan warga sipil.

Militer Amerika Serikat mengakui bahwa terdapat korban dari kalangan warga sipil dalam operasi yang menargetkan ISIS di Mosul, Irak.

Baca juga: Kuburan Massal Kekejaman ISIS Ditemukan di Irak

"Koalisi pimpinan Amerika Serikat mendapat laporan adanya korban dari warga sipil dalam serangan udara yang telah dipastikan sesuai dengan hukum internasional," kata Kapten Timothy Irish, juru bicara untuk Central Command, yang mengkoordinasikan aksi militer AS di Irak.

Irish menambahkan bahwa penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan sembari mnjelaskan bahwa serangan pada Kamis, 23 Maret 2017 itu telah menghancurkan lima unit pangkalan ISIS dan tim sniper dari 11 posisi pertempuran, kendaraan dan peralatan artileri.

Baca juga: Kebun Binatang di Mosul Hancur, Tinggal 2 Hewan yang Hidup

Pasukan koalisi Irak yang dipimpin Amerika Serikat memulai operasi penumpasan ISIS dari Mosul pada Oktober 2016. Sejauh ini pasukan koalisi  berhasil merebut sebagian besar wilayah dari cengkraman ISIS.

Para pejabat militer mengatakan bahwa ISIS yang kini semakin terjepit kerap menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup. Sehingga tidak jarang terdapat ratusan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang tewas dalam serangan udara pasukan koalisi.  Diperkirakan 400 ribu warga Irak terjebak di daerah yang masih dikuasai ISIS.

INDEPENDENT|MIDDLE EAST MONITOR|YON DEMA