Bisnis, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, 1 Februari 2017 sore bergerak menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp 13.366, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.369 per dolar AS.
"Dolar AS mengalami pelemahan terhadap sebagian besar mata uang utama dunia, termasuk rupiah setelah Presiden AS Donald Trump dan para penasihatnya menyinggung kebijakan untuk melemahkan dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.
Ariston Tjendra menambahkan bahwa pernyataan tersebut meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pemerintahan Amerika Serikat yang baru akan membuat langkah untuk mendevaluasi mata uangnya karena penguatan dolar AS dinilai menjadi masalah bagi pemerintahannya.
Di sisi lain, lanjut dia, maraknya aksi lepas terhadap aset berdenominasi dolar AS juga masih marak akibat masih adanya kecemasan investor terhadap pemerintahan Amerika Serikat yang melarang masuknya warga negara tertentu.
Baca: Begini Cara Giring Nidji Agar Cepat Kaya
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali berada di area positif turut menjadi salah satu penopang bagi mata uang domestik.
"Harga komoditas yang naik menjaga fluktuasi mata uang domestik di area positif," kata Reza Priyambada.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI pada Rabu (1 februari 2017) sore ini naik 0,28 persen ke level 52,96 per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent menguat 0,27 persen ke posisi US$ 55,73 per barel.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.349 dibandingkan Selasa, 31 Januari 2017 di level 13.343.
ANTARA
0 Response to "Pernyataan Trump Picu Penguatan Rupiah"
Posting Komentar
Trims Atas Kunjungannya,
Silahkan Tinggalkan Jejak Anda Di Kolom Komentar Berikut Ini.